Minggu, 20 Juli 2008

KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA (KRR)

KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA (KRR)

Masa remaja diawali oleh datangnya pubertas, yaitu proses bertahap yang mengubah kondisi fisik dan psikologis seorang anak menjadi seorang dewasa. Pada saat ini terjadi peningkatan dorongan seks sebagai akibat perubahan hormonal. Selain itu, karakteristik seks primer dan sekunder menjadi matang sehingga memampukan seseorang untuk bereproduksi (Steinberg, 2002). Menurut Onong Uchjana Effendy, Istilah komunikasi atau dalam bahasa inggris “communication” berasal dari bahasa latin “communicatio”, yang berarti sama, sama disini, adalah sama makna.( Onong Uchjana Effendy,1992:4). Berlangsungnya komunikasi menyebabkan terjadinya hubungan antara penyampai pesan dengan penerima pesan. Menurut Bimo Walgito (1990:42-43) Baik tidaknya hubungn sosial seseorang sebenarnya dapat dilihat dari segi, yaitu:
1. Segi Frekwensi Hubungan
Adalah sering tidaknya seseorang mengadakan hubungna/kontak sosial dengan orang lain. Makin sering seseorang mengadakan hubungan dengan orang lain, makin baik hubungan sosialnya.

2. Segi Intensitas Hubungan
Yaitu mendalam atau tidaknya seseorang dalam mengadakan hubungan/kontak sosialnnya.
3. Segi Popularitas Hubungan
Yaitu banyak atau sedikitnya teman dlam hubungan sosial. Agar bias menerima hubungan yang baik, komunikator sebagai penyampai pesan dengan baik, yang kemudian diterima, dimengerti dan selanjutnya ditanggapi oleh komunikan. Tanggapan/reaksi dari komunikan ini penting, karena merupakan umpan balik (feed back) yang menunjukan bagaimana pesan itu diterima oleh komunikan. Beberapa pakar komunikasi mengemukakan bahwa pengaruh komunikasi tidak semata-mata merupakan respons langsung dan berdiri sendiri dari penerima (khalayak), melainkan melalui langkah-langkah yang agak rumit dan panjang dengan melibatkan orang lain yang terpercaya dan diasumsikan dapat mempengaruhi keputusan penerima komunikasi. Dalam keluarga, hubungan antara anggotanya didasarkan atas persamaan cinta kasih yang murni dan tidak ada maksud untuk menguntungkan diri pribadi dan merugikan orang lain. Orangtua (ayah dan ibu) memegang peranan dalam pembinaan kesejahteraan keluarga bersama secara fisik, materi, dan spiritua , serta meningkatkan kedudukan keluarga dalam masyarakat. Peran keluarga atau orangtua dalam perkembangan kedewasaan remaja untuk tumbuh normal dalam melakukan peran sertanya bermasyarakat. Kurangnya kontrol sosial keluarga pada anak yang menginjak dewasa (remaja) akan menyebabkan kesulitan seorang remaja dalam menemukan identitas sesungghunya (identity diffusion atau role-confusion). Hal tersebut jika tidak disikapi dengan bijak akan membawa dampak negatif pada perilaku remaja.Keluarga merupakan lembaga tertua yang terjadi karena ikatan perkawinan. Adanya ayah, ibu dan anak, serta unsur-unsur kasih sayang dan tanggung jawab diantara anggotanya. Sekalipun hanya sedikit anggota keluarga tersebut, namun mereka sudah merupakan masyarakat yang mengandung sifat hidup bersama, berbentuk kesatuan yang harmonis baik hidup kejiwaan maupun lahirnya (Alex Sobur,1985)Sebagai suatu sistem, keluarga juga merupakan bagian dari masyarakat yang terkecil dimana keluarga berhubungan dengan masyarakat atau lingkungannya. Keluarga sebagai suatu sistem berarti dalam keluarga terdapat unsur-unsur atau individu-individu yang saling berkaitan dan tidak dapat berdiri sendiri-sendiri. Ini menunjukkan bahwa diantara anggota-anggota tersebut ada interaksi. Dan ada ketergantungan antara satu dengan yang lainnya. Adanya interaksi yang baik antara ayah, ibu, dan anak akan mendukung keberhasilan komunikasi, komunikasi yang efektif ini juga harus didukung oleh adanya keterbukaan dan rasa saling percaya diantara anggota keluarga yang terlibat dalam aktifitas komunikasi tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan yang baik diantara anggota keluarga sangat mendukung dalam pencapaian komunikasi yang efektif.
4.1 Komunikasi Dan Proses Komunikasi
“ Hakikat komunikasi adalah proses pernyataan antar manusia yang dinyatakan itu adalah pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunkan bahasa sebagai alat penyalurnya”. (Effendy, 2000:28) Lebih lanjut Effendy (2000:28) mengatakan dalam “bahasa” komunikasi, pernyataan dinamakan pessan (message), orang yang menyampaikan pesan disebut komunikator (communicator), sedangkan orang yang menerima pernyataan diberi nama komunikan (communicate). Untuk tegasnya, komunikasi berarti prose penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan. Jika di analisis pesan komunikasi terdiri dari 2 aspek, yaitu :
1). Isi pesan (The Content Of The Message)
2). Lambang (symbol)
Untuk lebih jelasnya, maka kita kategorikan proses komunikasi dengan peninjauan dari 2 prospektif, yaitu :
1). Prose komunikasi dalam prespektif psikologis
Konkretnya isi pesan itu adalah pikiran atau perasaan, sedangkan lambang adalah bahas. “Walter Lippman menyebut isi pesan itu ‘Picture in our head’ “, sedangkan Walter Hagemam menamakanya “ das be wust seini halte”. Prose “Mengemas” atau membungkus pikiran dengan bahasa yang dilakukan komunikator dalam bahasa komunikasi dinamakan encoding. Hasil encoding berupa pesan yang kemudian di transmisikan/dioperkan/dikirimkan kepada komunikan. Proses dalam diri komunikan disebut decoding yang seolah-olah membuka kemasan/bungkus pesan yang diterima dari komunikator tadi. Isi bungkusan tadi adalah pikiran komunikator. Apabila komunikan mengerti isi pesan/pikiran komunikator, maka terjadilah komunikasi.
2). Proses komunikasi dalam perspektif mekanistik
Dapat diklasifikasikan menjadi proses komunikasi secara :
a). Primer (Primary Process)
Adalah proses penyampaian pikiran oleh komunikator kepada komunikan dengan menggunakan suatu lambang (symbol) sebagai media/saluran. Lambang ini umumnya bahasa, tetapi dalam situasi-situasi komunikasi tertentu, lambang-lambang yang dipergunakan dapat berupa kial (gesture), yaitu gerak anggota tubuh, gambar, warna, dll.
b). Sekunder (Secondary Process)
Adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan dengan menggunakan alat atau saran sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama. Komunikasi dalam proses secara sekunder ini semakin lama semakin efektif dan efisien karena didukung oleh teknik komunikasi yang semakin canggih yang bisa mencapai tempat yang jauh dan banyak jumlahnya, misalnya radio, telepon, satelit komunikasi, dsb. (Effendy, 2000:31-32). Didalam melakukan komunikasi secara efektif itu tidaklah mudah. Bahkan beberapa ahli komunikasi menyatakan bahwa tidak mungkin seseorang melakukan komunikasi yang sebenar-benarnya efektif. Ada juag banyak hambatan yang bisa merusak komunikasi. Berikut ini adalah beberapa hal yang merupakan hambatan komunikasi :
1). Gangguan (Noise)
Menurut sifatnya dapat diklasifikasikan sebagai :
- Gangguan Mekanik (Mechanical Noise). Adalah gangguan yang disebabkan saluran komunikasi atau kegaduhan yang bersifat fisik.
- Gangguan Semantik (Semantic Noise).Gangguan semantik ini bersangkutan dengan pesan komunikasi yang pengertianya menjadi rusak. Gangguan semantik tersaring kedalam pasan melalui penggunaan bahasa. Lebih banyak kekacauan mengenai pengertian suatu istilah atau konsep yang terdapat pada komunikator, akan lebih bnayak gangguan semantik dalam pesannya. Gangguan semantik terjadi dalam salah pengertian.Semantik adalah pengetahuan mengenai pengertian kata-kata. Lambang kata yang sama mempunyai pengertian yang berbeda untuk ornag-ornag yang berlainan.
2). Kepentingan (Interest). Kepntingan akan membuat seseorang selektif dalam menggapi atau menghayati suatu pesan. Kepentingan bukan hanya mempengaruhi perhatian kita saja tetapi juga menentukan daya tanggap, perasaan, pikiran, dan tingkah laku kita akan merupakan sifat reaktif terhadap segala perangsangg yang tidak bersesuaian atau bertentangan dengan suatu kepentingan.
3). Motivasi Terpendam. Motivasi terpendam ini akan mendorong seseorang berbuat sesuatu yang sesuai dengan keinginan, kebutuhan, dan kekurangannya keinginan, kebutuhan dan kekurangan seseorang berbeda dengan orang lainnya, dari waktu ke waktu dan dri tempat ke tempat, sehingga karenanya motivasi itu berbeda dalam intensitasnya. Demikian pula intensitas tanggapan seseorang terhadap suatu komunikasi. Semakain sesuai komunikasi dengan motivasi seseorang semakin besar kemungkinan komunikasi itu dapat diterima dengan baik oleh pihak yang bersangkutan. Sebaliknya komunikan akan mengabaikan suatu komunikasi yang tidak sesuai dengan motivasinya.
4). Prasangka. Merupakan salah satu rintangan atau hambatan berat bagi suatu kegiatan komunikasi. Oleh karena orang yang mempunyai prasangka selalu bersikap curiga dan menentang komunikator yang hendak melancarkan komunikasi. Dalam prasangka, emosi memaksa kita untuk menarik kesimpulan atas dasar prasangka tanpa menggunakan pikiran yang rasional. Emosi seringkali membutakan pikiran dan pandangan kita terhadap fakta yang nyata bagaimanapun, sehingga seseorang tidak akan dapat berpikir secara obyektif. (Effendy, 2000:45-49)

4.2 Definisi Keluarga
Secara hukum keluarga adalah sekelompok orang yang terikat oleh darah, perkawinan atau adopsi. “ Namun dalam sebuah survei nasional yang melibatkan 1.200 oran gdewasa yang dipilih secara acak, hanya 22 persen yang merasa puas dengan definisi itu. Hampir 75 persen menyukai definisi “ sekolompok orang yang saling mencintai dan saling mempedulikan” ( seligman dalam Stewart dan Sylvia, 1996:215).Salah saatu definisi keluarga yang luas dan berguna adalah : “ jaringan orang-orang yang berbagi kehidupan mereka dalam jangka waktu yang lama; yang terikat oleh perkawinan, darah, atau komitmen, legal atau tidak; yang menganggap diri mereka sebagai keluarga; dan yang berbagai pengharapan-pengharapan masa depan mengenai hubungan yang berkaitan” (Galvin dan Brommel dalam Stewart dan Sylvia, 1996:215)

4.3 Komunikasi dalam keluarga
Keluarga adalah unit sosial terkecil yang memberikan fondasi primer bagi perkembnagan anak. Sedang lingkungan sekitar dan sekolah ikut memberikan nuansa pada perkembangan anak. Karena itu baik buruknya struktur keluarga dan masyarakat sekita memberikan pengaruh baik atau buruknya pertumbuhan kepribadian anak (Kartini Kartono, 1992:57). Hal ini disebabkan karena keluargalah merupakan lingkungan pertama yang berhubungan dengan kegiatan individu sejak lahir sampai dewasa. Dalam rentang kehidupan individu, keluarga mempunyai peranan penting terhadap seluruh aspek kepribadiannya (Praktikto, 1982:40)
Komunikasi yang terjadi antara anggota yang satu dengan yang lain berbeda, tergantung pada kepekaan tiap-tiap keluarga dan hubungan diantara anggota keluarga tersebut. Kualitas komunikasi mempunyai peran yang sangat penting dalam pengembangan hubungan interpersonal yang positif diantara anggota keluarga. Dengan kata lain, komunikasi dalam keluarga akan berjalan baik apabila didukung oleh hubungan baik diantara anggota keluarga tersebut. Komunikasi adalah proses pengalihan informasi dari satu orang atau sekelompok orang dengan menggunakan simbol-simbol tertentu kepada satu orang atau satu kelompok lain. Proses pengalihan informasi tersebut selalu mengandung pengaruh tertentu. Proses pengaruh tersebut merupakan suatu proses yang bersifat psikologis yang pada gilirannya membentuk proses sosial. Pada hakikatnya komunikasi antar pribadi adalah komunikasi antara seseorang komunikator dengan seorang komunikan. Jenis komunikasi tersebut dianggap paling efektif untuk mengubah sikap, pendapat, atau perilaku manusi berhubung prosesnya yang dialogis (Liliweri, 1997:50). Untuk mengubah sebuah perilaku komunikasi yang terjadi haruslah bersifat terbuka dari dua arah. Masing-masing pihak haruslah ada keterbukaan antara satu dengan yang lain sehingga terjadi saling pengertian diantara keduanya.Menurut Praktiko (1982:45) menyatakan bahwa keterbukaan dalam sebuah proses komunikasi antara anak dan orang tua merupakan hal terpenting untuk menciptakan salaing pengertian diantara keduanya. Tingkat keterbukaan dalam sebuah proses komunikasi tergantung dari seberapa dekat orang tua terhadap anak sehingga anak merasa aman ketika ia mencurahkan isi hatinya secara menyeluruh kepada orang tua seperti halnya dikatakan oleh Mark and Miller (1994:60) bahwa kedekatan (proximity) antara anak dan kedua orang tua merupakan hal yang mutlak untuk dapat mengetahui apa yang menjadi keinginan dan pengukapan perasaan diri anak secara menyeluruh dalam sebuah proses komunikasi. hal ini menjadikan anak lebih dihargai dan merasa diperhatikan sehingga anak pun akan membuka diri terhadap apa yang dinasehatkan orang tua kepadanya. Adapun Bochner dan Eisenberg, Galvin dan Brommel dalam Stewart dan Sylvia (1996:217) menyatakan diantara banyak teori yang digunakan oleh para ahli untuk menjelaskan keluarga, dua variabel yang penting adalah kohesi (kepaduan) dan adaptasi. Kedua dimensi ini mempengaruhi dan dipengaruhi komunikasi.Kohesi merujuk kepada seberapa dekat keterkaitan anggota-anggota keluarga. Pada suatu titik ekstrem ada keluarga-keluarga memiliki sedikit otonomi atau sedikit kesempatan untuk mencapai kebutuhan dan tujuan pribadi. Keluarga-keluarga demikian memiliki sedikit pembatas. Anggota-anggota keluaraga berbagai segala sesuatu. Tingkat emosional dan fisik mereka cenderung tinggi. Mereka punya sedikit privacy, karena setiap anggota mengetahui urusan anggota lainnya. Galvin dan Brommel dalam Stewart dan Sylvia (1996:217). Dalam keluarga-keluarga yang tingkat kepaduannya sangat rendah, sebaliknya, anggota-anggota keluarga secara fisik dan emosional terpisah, tidak terlibat, jadi ada sedikit saja hubungan diantara mereka. Sedikit saja kegiatan yang mereka lakukan bersama: kegiatan keluarga menempati prioritas yang rendah, dan setiap anggota tampaknya punya jadwal kegiatan masing-masing. Ketika menulis tentang bagaimana teknologi modern mengikis kehidupan kontemper, seorang psikog melukiskan pola ini ketika menyinggung “Hubungan gelombang mikro” (Microwave relationship) dalam kehidupan keluarga pada saat rumah menjadi kurang berfungsi sebagai tempat berteduh keluarga (Gergen dalam Stewart dan Sylvia, 1996:217) Suatu dimensi lainnya yang penting dalam komunikasi keluarga adalah adaptasi terhadap perubahan : Meskipun ahli-ahli teori terdahulu memandang keluarga sebagai suatu sistem yang tetap seimbang dan tetap, jelas bahwa sister-sister keluarga berubah. Terkadang secara tiba-tiba (Bochner dan Eisenberg dalam Stewart dan slyvia, 1996:218)

5 komentar:

  1. Hi there! I know this is kinda off topic nevertheless I'd figured I'd ask.
    Would you be interested in trading links or maybe guest writing a blog post or vice-versa?
    My blog addresses a lot of the same topics as
    yours and I believe we could greatly benefit from
    each other. If you might be interested feel free to
    send me an e-mail. I look forward to hearing from you! Superb blog by the way!


    Also visit my homepage ... analog tv coupon

    BalasHapus
  2. Have you ever thought about creating an ebook or guest authoring on
    other sites? I have a blog based on the same subjects you discuss and would really like to have you share some stories/information.
    I know my visitors would appreciate your work.
    If you are even remotely interested, feel free to
    send me an e mail.

    my website: electrical engineering books for beginners

    BalasHapus
  3. Hey there! Someone in my Myspace group shared this website with us so I came to take a
    look. I'm definitely loving the information. I'm
    bookmarking and will be tweeting this to my followers!
    Fantastic blog and outstanding design and style.


    Check out my site ... short term housing los angeles

    BalasHapus
  4. Tremеndοus issues here. I аm verу satisfіеd tо see yοur post.
    Thank you ѕо much and I'm having a look forward to touch you. Will you please drop me a mail?

    Look at my site: wire wound resistor

    BalasHapus
  5. Gοod article. Ι will be going through some of
    thеse issues as well..

    Feel freе to surf to my site :: Resistor Color Code Calculator

    BalasHapus

Ass....penulis menerima kritikan, saran dan komentar dari para pembaca sekalin.wassalam...

Powered By Blogger