Kamis, 29 Mei 2008

Makanan Anak Usia Lima Bulan Sampai Delapan Bulan

Makanan Anak Usia Lima Bulan Sampai Delapan Bulan

Sampai usia 5 bulan bayi masih dapat di jamin keperluannya, akan seluruh unsur gizi yang diperoleh dari air susu ibunya. Akan tetapi, dengan bertambahnya usia bayi itu, akan bertambah pula unsur gizi yang perlukan. Karena itu jika bayi sudah mencapai usia 5 bulan, maka kepadanya sudah harus diberikan makanan tambahan disamping ASI.
a. Makanan Tambahan Penambah Air Susu Ibu
Umumnya bayi disusui 6 kali sehari, yaitu setiap 3 jam sekali. Tetapi bila bayi itu lahir dengan berat badan kurang dari 3 Kg, maka kepadanya dapat diberikan ASI setiap 2 jam sekali, sedangkan jika bayi itu lahir dengan berat badan lebih dari 3 Kg dapat diberikan setiap 4 jam sekali. Dengan demikian selama sehari semalam bayi akan mendapat makanan antara 6 sampai 7 kali. Jika tiap kali menyusui bayi cepat kenyang, maka jumlah penyusuan yang sedemikian itu cukup memenuhi kebutuhan bayi. Lamanya bayi disusukan kira-kira 20 menit. Sebaiknya bayi ini disusukan berganti ganti pada kedua buah dada. Misalnya penyusuan I diberikan buah dada kiri, sedang untuk penyusuan II diberikan buah dada kanan. Dengan demikian buah dada akan benar-benar kosong, sehingga cukup ransangan bagi kelenjer-kelenjer pembuat air susu dalam jumlah yang maksimal.
Pada usia anak 5 bulan, ASI sudah tidak dapat lagi memenuhi kebutuhan anak akan berbagai zat gizi, maka memerlukan makanan tambahan sebagai pendambing ASI
Berbagai jenis makanan tambahan dapat diberikan kepada anak, tergantung pada kemampuan masing-masing kelaurga. Bagi keluarga yang mampu, makanan tambahan dapat berupa bubur susu atau nasi tim.
Jenis makanan tambahan yang dewasa ini dianjurkan oleh Departemen Kesehatan yang dapat dibuat oleh sebagian besar keluarga tterutama yang hidup di daerah pedesaan adalah; bubur campur. Selain pembuatannya yang praktis dan tidak memerlukan alat khsusu seperti; membuat nasi tim atau bubur susu, juga bahan-bahan yang digunakan dapat diambil dari bahan yang akan dimasak untuk keluarga sehari-hari.
Ada dua macam cara membuat bubur campur sebagai pendamping Asi, yaitu :
1. Bubur campur yang dibuat lansung dari bahan makanan mentah
2. Bubur campur yang dibuat dari bahan makanan yang dapat diambil dari makanan keuarga yang sudah masak atau sedang masak.
Cara membuat bubur campur dari bahan makanan mentah adalah sebagai berikut :
Bahan untuk setiap porsi adalah
- Beras 2 sendok makan
- Tempe sebesar kotak korek atau dapat diganti dengan 1 buah atau daging atau ikan sepotong yang telah dibuang tulangnya. Dapat juga diganti dengan kacang hijau atau kacang merah 1 sendok makan.
- Sayuran seperti bayam, kangkung atau lainnya sebanyak 2 genggam
- Air kurang lebih 2 gelas
- Minyak kelapa ½ sendok makan, air tomat sedikit untuk memberi rasa
Sedangkan cara untuk membuat bubur campur adalah sebagai berikut
- Beras dimasak sampai menjadi bubur. Tergantung usia bayi apakah beras dimasak sampai lunak betul, atau sampai berupa nasi lembut
- Jika beras sudah lembut, masukkan tempe atau ikan natau tahu. Dicincang samapi lembut, supaya mudah dimasaknya. Kalau akan menggunakan kacang hijau atau kacang merah makan kacang direbus dahulu sampai lunak bersama dengan beras.
- Tambahkan sayuran yang sudah dicincang
- Tambahkan ½ sendok minyak kelapa, air tomat
- Setalah didinginkan, lansung diberikan kepada bayi.
Apabila bubur dibuat dari bahan yang sudah masak, cara membuatnya adalah sebagai berikut :
- Santan encer sebanyak 2 gelas didihkan
- Masukkan 5 sendok nasi, tunggu nasi sampai lunak betul
- Masukkan tempe atau tahu atau ikan, jika menggunakan daging, maka daging harus dicincang halus dan masukkan bersama nasi. Jika menggunakan kacang hijau atau kacang merah harus direbus lebih dahulu terpisah.
- Masukkan sayuran, air tomat selanjutnya diaduk sampai rata, setelah lembut semuannya, bubur diangkat dan didinginkan.

b. Faktor Penyebab Terjadinya KKP dan Pedoman Pemeliharaan Gizi Bayi.
Memasuki usia bulan kelima, perhatian terhadap gizi anak, harus lebih besar. Kejadian gangguan gizi terutama KKP baik dalam bentuk ringan sampai berat sudah mulai ditemukan pada kelompok usia ini, beberapa penyebab yang mendorong terjadinya gangguan gizi terbuat antara lian ialah sebagai berikut
1. Jumlah ASI yang dihasilkan oleh ibu sudah tidak mencukupi kebutuhan bayi akan zat gizi, akan tetapi ibunya tidak mengetahui keadaan itu.
2. Berat badan bayi tidak diawasi secara teratur dan terus-menerus sehinggga tidak dapat diketahui apakah makanan bayi cukup ataukah tidak.
3. Bayi diberi tambahan makanan yang mutu gizinya tidak baik,seperti nasi yang hanya dilumatkan dan diberi kecap atau nasi yang dilumatkan dengan pisang dan sebagainya yang lazim diberikan kepada bayi di desa-desa.
4. Produksi ASI terhenti karena berbagai sebab dan kepada anak diberikan makanan pengganting yang tidak memenuhi syarat gizi.
5. Daya kekebalan anak sudah mulai menurun sedangkan anak semakin terbuka terhadapt penyakit infeksi.
Periode usia ini sering disebut sebagai periode transisi pertama yaitu periode dimulainya pemberian kakan tambahan sebagai pendaping ASI. Selama periode transisi pertam ini, yang harus diperhatikan adalah menurunnya secara berangsur peranan ASI sebagai sumber zar giri utam, karena 2 sebab yaitu :
1. Setelah melampauin usia 5 bulan, peroduksi ASI cendrung menurun yang berarti berkurangnya jumlah zat gizi yang dapat diberikan oleh ASI.
2. Kebutuhan bayi akan zat gizi semakin besar dengan bertambahnya usia bayi. Dua keadaan yang saling berlawnan ini lah yang sering merupakan faktor pendorong terjadinya gizi buruk pada usia ini, disamping menurunya daya tahan anak terhadap penyakit infeksi. Oleh karena itu peranan ASI sebagai sumber zar gizi utama harus secara berangsur diambil alih oleh makanan lain sejak usia 5 bulan, sehingga pada waktu bayi memasuki usia 9 bulan, ASI praktis tinggal berperan sebagai pelengkap saja.
Langkah-langkah yang perlu diambil dalam upaya pemeliharaan gizi dan pengaturan makanan bayi usia antara 5-9 bulan adalah
1. Mengusahakan semaksimal mungkin anak menerima ASI
2. Mulai usia 5 bulan diberikan makanan pendamping Asi yang jumlahnya berangsur-angsur diperbanyak sehingga waktu bayi mencapai usia 9 bulan, makanan pendamping sudah dapat mengambil alih peranan ASI sebagai sumber zat gizi utama, dan ASI hanya tingga berperan sebagai pelengkap saja.
3. Meningkatkan kekebalan anak terhadap beberapa penyakit tertentu yang lazim diderita anak melalui imunisasi.
4. sedapat mungkin dalam periode ini ibu tidak hamil lagi agar produksi ASI tidak terganggu dan perawatan anak tetap terjamin
5. Pengawasan pertumbuhan anak harus dilakukan secara terus menerus melalui penimbangan barat badan dengan menggunakan KMS.

DAFTAR PUSTAKA

Moehji, Sjahmien. Ilmu Gizi 2, 2003, Papas Sinar Sinanti ; Jakarta.
Powered By Blogger